1. Pengertian Keluarga
Freidman (1992) mendefinisikan keluarga
sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi
dan kedekatan emosi dan keluarga adalah unit yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak mereka dan memperlihatkan pembagian kerja menurut jenis kelamin
(Potter & Perry, 2005). Menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan
anak-anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan sosial
yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Keluarga lebih dekat
hubungannya dengan anak dibandingkan dengan masyarakat luas (Notosoedirjo &
Latipun, 2005). Keluarga juga didefinisikan sebagai suatu ikatan atau
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan
jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti, 1994 dalam Suprajitno, 2004).
2. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga didefinisikan sebagai
informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku
yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya
atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan
emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang
yang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya
(Gottlieb, 1983 dalam Smet, 1994).
Dukungan keluarga adalah suatu proses
hubungan antara keluarga dan lingkungan sosialnya (Kane, 1988 dalam Friedman,
1998). Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi sepanjang hidup, dimana
sumber dan jenis dukungan keluarga berpengaruh terhadap tahap lingkaran
kehidupan keluarga. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), ada tiga dimensi
interaksi dalam dukungan keluarga yaitu timbal balik (kebiasaan dan frekuensi
hubungan timbal balik), nasihat/umpan balik (kuantitas/kualitas komunikasi) dan
keterlibatan emosional (meningkatkan intimasi dan kepercayaan) di dalam
hubungan sosial.
3. Komponen dukungan keluarga
Cara untuk meningkatkan efektivitas
keberadaan atau sumber potensial terdapatnya dukungan dari keluarga yang
menjadi prioritas penelitian. Komponen-komponen dukungan keluarga menurut
Friedman (1998) dan House (1984, dalam Sarafino, 1994), terdiri dari :
1.
Dukungan pengharapan
Dukungan pengharapan meliputi
pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga
sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi
stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi
penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang
dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi
pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan
terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang
dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat
membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif
berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.
2.
Dukungan nyata
Dukungan ini meliputi penyediaan
dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa
bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi dimana
benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya
bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang,
membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,
menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu
memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu
dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber
untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3.
Dukungan informasi
Jenis dukungan ini meliputi jaringan
komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi
dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang
apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan
menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan
spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu yang mengalami depresi
dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari
keluarga dengan menyediakan feed back (Sheiley, 1995). Pada dukungan informasi
ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.
4.
Dukungan emosional
Selama depresi berlangsung, individu
sering menderita secara emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri.
Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai.
Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat
mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,
perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan
emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam
Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa
keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan
pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang
besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga
dipengaruhi oleh usia. Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung
untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga
lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas ekonomi orangtua. Kelas
sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orangtua dan
tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih
demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan
yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial
menengah mempunyai tingkatdukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi
daripada orangtua dengan kelas sosial bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar